bonnievillebc.com, 08 MEI 2025
Penulis: Riyan Wicaksono
Editor: Muhammad Kadafi
Tim Redaksi: Diplomasi Internasional Perusahaan Victory88

Ekonomi kreator (Creator Economy) adalah fenomena global yang telah mengubah cara individu menghasilkan pendapatan melalui konten digital, didorong oleh kemajuan teknologi dan platform media sosial seperti YouTube, TikTok, Instagram, dan lainnya. Di Indonesia, ekonomi kreator berkembang pesat, didukung oleh besarnya populasi digital dan antusiasme masyarakat terhadap konten kreatif. Dengan nilai pasar industri konten kreator di Indonesia yang diperkirakan mencapai Rp 7 triliun pada 2022, ekonomi kreator menjadi salah satu pendorong utama ekonomi kreatif nasional. Artikel ini menyajikan ulasan mendalam, akurat, dan terpercaya tentang ekonomi kreator, mencakup definisi, sejarah, model bisnis, tantangan, peluang, dan dampaknya di Indonesia, berdasarkan sumber terpercaya seperti Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, laporan industri, dan analisis terkini hingga Juni 2025.
Definisi dan Konsep Ekonomi Kreator

Ekonomi kreator merujuk pada ekosistem di mana individu, yang dikenal sebagai kreator konten, menghasilkan, membagikan, dan memonetisasi konten digital melalui platform daring seperti YouTube, TikTok, Instagram, Twitch, Substack, dan lainnya. Ekosistem ini mencakup kreator (vlogger, podcaster, influencer, edukator online), platform digital, alat monetisasi (seperti Patreon, YouTube Memberships), dan audiens yang berinteraksi melalui konten. Berbeda dengan ekonomi perhatian (attention economy) yang berfokus pada iklan, ekonomi kreator menekankan pendapatan langsung dari audiens melalui donasi, langganan, atau produk, serta kolaborasi dengan merek.
Menurut The Creator Economy Report 2021, sumber pendapatan utama kreator berasal dari brand deals (31%), bisnis atau merek sendiri (25%), dan donasi atau virtual gifts dari penggemar. Di Indonesia, ekonomi kreator mencakup berbagai jenis kreator, mulai dari nano-influencer (kurang dari 10.000 pengikut) hingga mega-influencer (lebih dari 1 juta pengikut), yang masing-masing memainkan peran dalam membangun komunitas dan memengaruhi perilaku konsumen.
Sejarah dan Perkembangan Ekonomi Kreator

Ekonomi kreator mulai berkembang pesat pada awal 2010-an, seiring dengan munculnya platform multimedia seperti YouTube (2005) dan Instagram (2010), serta akses internet yang semakin luas. Di Indonesia, pertumbuhan ini dipercepat oleh pandemi COVID-19, yang meningkatkan konsumsi konten digital akibat pembatasan aktivitas fisik. Laporan Digital 2022 Report oleh We Are Social dan Hootsuite mencatat peningkatan pengguna internet global sebesar 4% (192 juta pengguna baru) dan pertumbuhan platform digital sebesar 1% (80 juta pengguna), dengan Indonesia sebagai salah satu pasar terbesar dengan lebih dari 204 juta pengguna internet pada 2022.
Di Indonesia, ekonomi kreator mendapat dorongan dari inisiatif seperti GoPlay Creator Fund (2022), yang mengalokasikan Rp 15 miliar untuk mendukung kreator melalui bonus bulanan, virtual gifts, dan pelatihan. Program ini memungkinkan kreator pemula tanpa pengikut besar untuk menghasilkan pendapatan, menjadikan ekonomi kreator lebih inklusif. Selain itu, investasi besar seperti Rp 248 miliar dari EMTEK ke RANS Entertainment pada November 2021 menunjukkan potensi bisnis yang fantastis dalam industri ini.
Model Bisnis dalam Ekonomi Kreator

Ekonomi kreator menawarkan berbagai model bisnis yang memungkinkan kreator menghasilkan pendapatan. Berdasarkan postingan di X oleh @latifaskaa pada Januari 2025, tiga model bisnis utama dalam ekonomi kreator adalah:
- Bisnis Berbasis Produk: Kreator menjual produk digital seperti template, ebook, atau planner, atau produk fisik seperti kosmetik (contoh: Kylie Cosmetics oleh Kylie Jenner). Di Indonesia, pasangan selebriti Raffi Ahmad dan Nagita Slavina sukses dengan RANS Entertainment, yang mengembangkan bisnis seperti RANS Music dan RANS Animation.
- Bisnis Berbasis Konten: Kreator memonetisasi konten melalui iklan (ad revenue), langganan (YouTube Memberships, Patreon), atau konten eksklusif di platform seperti Substack. Contohnya, kreator di GoPlay memperoleh pendapatan dari virtual gifts yang diberikan penggemar selama livestream.
- Bisnis Berbasis Layanan: Kreator menawarkan jasa seperti konsultasi satu-satu, workshop, atau pelatihan. GoPlay, misalnya, menyediakan pelatihan pembuatan konten livestreaming untuk meningkatkan kualitas kreator.
Selain itu, Indonesia Creator Marketing Report 2025 oleh IDN Research Institute menyoroti strategi omnichannel dan user-generated content (UGC) sebagai pendekatan efektif untuk kolaborasi antara kreator dan merek, dengan fokus pada pengukuran ROI (Return on Investment) yang lebih terukur.
Peran Teknologi dalam Ekonomi Kreator

Teknologi adalah tulang punggung ekonomi kreator, memungkinkan kreator untuk membuat, mendistribusikan, dan memonetisasi konten dengan efisien. Beberapa teknologi kunci meliputi:
- Platform Digital: YouTube, TikTok, dan Instagram menyediakan ruang untuk kreator menjangkau audiens global. Fitur seperti virtual gifts di TikTok dan GoPlay memungkinkan monetisasi langsung dari penggemar.
- Alat Monetisasi: Platform seperti Patreon, Ko-fi, dan TikTok Creator Fund memungkinkan kreator menerima dukungan finansial langsung. Teknologi Web3 dan NFT juga mulai digunakan untuk menjual karya unik, meskipun adopsinya di Indonesia masih terbatas.
- Alat Kolaborasi: Discord, Notion, dan Substack membantu kreator mengelola komunitas dan berinteraksi secara personal dengan audiens.
- Teknologi Baru: Realitas virtual (VR), augmented reality (AR), dan AI generatif diperkirakan akan memperluas cara kreator berinteraksi dengan audiens, seperti membuat pengalaman interaktif atau konten yang dipersonalisasi.
Kreator dan Kategori di Indonesia
Kreator di Indonesia beragam, mulai dari nano-influencer hingga selebriti, dengan berbagai genre seperti hiburan, edukasi, kuliner, dan gaming. Menurut Enda Nasution, pengamat media sosial, micro-influencer (10.000–100.000 pengikut) memiliki keunggulan karena hubungan intim dengan audiens, menjadikannya pilihan strategis untuk promosi merek dengan segmentasi spesifik.
Contoh kreator sukses di Indonesia:
- Raffi Ahmad dan Nagita Slavina: Melalui RANS Entertainment, mereka mengembangkan bisnis berbasis konten YouTube yang mencakup produksi musik, animasi, dan olahraga, dengan investasi Rp 248 miliar dari EMTEK.
- Kreator GoPlay: Program GoPlay Creator Fund mendukung kreator pemula dengan bonus bulanan dan akses ke studio rekaman, seperti untuk acara GoCoustic atau GoPlay Playground.
- Kreator Kuliner Lokal: Ibu rumah tangga yang membuat konten masak di platform seperti TipTip, meskipun sering menghadapi tantangan kurangnya pengikut awal.
Dampak Ekonomi Kreator di Indonesia
Ekonomi kreator memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia:
- Kontribusi Ekonomi: Industri konten kreator diperkirakan bernilai Rp 7 triliun pada 2022, dengan potensi pertumbuhan 15% per tahun hingga 2027.
- Penciptaan Lapangan Kerja: Ekonomi kreator menciptakan peluang kerja baru, terutama bagi generasi muda dan individu tanpa latar belakang formal, seperti ibu rumah tangga atau kreator pemula.
- Peningkatan Pariwisata: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melaporkan bahwa 60% penjualan UMKM berasal dari konten kreatif, seperti promosi wisata melalui influencer. Program Work from Bali pada 2022 juga melibatkan kreator untuk membangkitkan pariwisata pasca-pandemi.
- Pemberdayaan UMKM: Kolaborasi dengan kreator membantu UMKM memperluas jangkauan pasar melalui user-generated content dan pemasaran digital.
Tantangan dalam Ekonomi Kreator
Meskipun menjanjikan, ekonomi kreator di Indonesia menghadapi beberapa tantangan:
- Kesenjangan Akses: Banyak kreator, terutama pemula, merasa karyanya kurang dihargai karena keterbatasan pengikut atau akses ke alat monetisasi.
- Tantangan Teknis: Membuat konten livestreaming lebih sulit dibandingkan konten video yang dapat diedit, membutuhkan keterampilan teknis dan peralatan yang memadai.
- Persaingan Ketat: Dengan semakin banyaknya kreator, persaingan untuk menarik perhatian audiens dan merek semakin intens.
- Ketergantungan pada Platform: Kreator bergantung pada algoritma platform, yang dapat berubah sewaktu-waktu, memengaruhi jangkauan dan pendapatan.
- Edukasi dan Regulasi: Kurangnya edukasi tentang monetisasi dan regulasi perpajakan untuk kreator dapat menghambat profesionalisasi industri ini.
Peluang dan Masa Depan Ekonomi Kreator
Ekonomi kreator di Indonesia memiliki peluang besar untuk terus berkembang:
- Pertumbuhan Digital: Dengan 204 juta pengguna internet di Indonesia pada 2022 dan pertumbuhan tahunan yang stabil, pasar untuk konten digital terus meluas.
- Dukungan Pemerintah: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendorong ekonomi kreator sebagai bagian dari ekonomi kreatif nasional, dengan inisiatif seperti pelatihan dan promosi pariwisata.
- Inovasi Teknologi: Teknologi seperti AI generatif, VR, dan tokenized economy berpotensi merevolusi cara kreator memonetisasi konten, seperti melalui NFT atau model langganan berbasis blockchain.
- Kolaborasi dengan Merek: Laporan Indonesia Creator Marketing Report 2025 menunjukkan bahwa kolaborasi dengan UMKM dan merek besar meningkatkan ROI pemasaran, membuka peluang baru bagi kreator.
- Komunitas Berbasis Minat: Ekonomi kreator memungkinkan pembentukan komunitas berdasarkan minat bersama, bukan lokasi geografis, memperkuat hubungan antara kreator dan audiens.
Menurut Enda Nasution, ekonomi kreator akan terus tumbuh pada 2022 dan seterusnya, dengan micro-influencer memainkan peran kunci karena hubungan intim mereka dengan audiens. Platform seperti TipTip memperkirakan pertumbuhan jumlah kreator sebesar 15% per tahun hingga 2027, menandakan potensi besar industri ini.
Dukungan Platform dan Inisiatif di Indonesia
Beberapa platform dan inisiatif telah mendukung pertumbuhan ekonomi kreator di Indonesia:
- GoPlay Creator Fund: Menyediakan dana Rp 15 miliar untuk mendukung kreator melalui bonus, pelatihan, dan akses ke studio rekaman. Fitur instant withdrawal memungkinkan pencairan dana yang cepat.
- TipTip: Platform ini menargetkan 150.000 pengguna kreator hingga 2027, dengan fokus pada pemberdayaan kreator pemula dan UMKM.
- FAS (First Anvil Squad): Mengelola lebih dari 120.000 influencer, FAS mendorong kreator untuk menjadi creator venture dengan membangun bisnis sendiri, seperti yang dilakukan Kylie Jenner dengan Kylie Cosmetics.
- Indonesia Creator Marketing Report 2025: Laporan ini memberikan wawasan strategis tentang preferensi platform, strategi konten, dan model monetisasi, membantu merek dan kreator merancang kolaborasi yang efektif.
Kesimpulan
Ekonomi kreator adalah revolusi digital yang telah mengubah lanskap kerja dan ekonomi di Indonesia, memberikan peluang bagi individu untuk menghasilkan pendapatan melalui kreativitas mereka. Dengan nilai pasar Rp 7 triliun dan potensi pertumbuhan 15% per tahun, industri ini didorong oleh teknologi, platform digital, dan antusiasme masyarakat Indonesia terhadap konten kreatif. Model bisnis seperti brand deals, produk, dan layanan memungkinkan kreator dari berbagai latar belakang untuk berkembang, sementara inisiatif seperti GoPlay Creator Fund dan TipTip memperkuat ekosistem ini. Meskipun menghadapi tantangan seperti persaingan dan ketergantungan pada platform, ekonomi kreator menawarkan peluang besar untuk pemberdayaan ekonomi, pariwisata, dan UMKM. Dengan dukungan pemerintah dan inovasi teknologi seperti AI dan Web3, ekonomi kreator di Indonesia diperkirakan akan terus menjadi pendorong utama ekonomi kreatif nasional, menciptakan komunitas berbasis minat dan peluang kerja baru di era digital.
Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (kemenparekraf.go.id), Liputan6.com, Katadata.co.id, Antaranews.com, IDNtimes.com, Pikiran-Rakyat.com, Urbanoffice.co.id, Bis-sby.telkomuniversity.ac.id
BACA JUGA: Perkembangan Teknologi Militer Turki: Dari Modernisasi hingga Kemandirian Strategis
BACA JUGA: Perjalanan Karier Hingga Debut Besar BTS (Bangtan Sonyeondan): Dari Agensi Kecil Menuju Ikon Global
BACA JUGA: Perjalanan Karier Hingga Debut Besar Johnny Depp: Dari Musisi Amatir Menuju Ikon Hollywood